Hari Raya Saraswati dalam Ajaran Umat Hindu

Hari Raya Saraswati adalah perayaan hari diturunkannya ilmu pengetahuan (vidya) dan Tuhan Yang Maha Esa melalui sinar suci-Nya Dewi Saraswati atau hari Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, jatuh pada tiap-tiap hariSaniscara Umanis wuku Watugunung.

Pada hari ini adalah waktu yang sangat baik dan tepat untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dianugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan, sehingga kita akan terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke pencerahan atau kebahagiaan abadi. Terutama para pamong dan siswa-siswa khususnya, serta pengabdi-pengabdi ilmu pengetahuan pada umumnya.

Kata "Saraswati: ber-asal dari : 'Sara’ berarti: "Dia yang memberi essensi/arti", ‘Swa’ berarti: 'diri sendiri',dan 'Thi, berarti: 'dia yang mengetahui'. "Sarasvati" juga berarti "yang mengalir", di dalam Rig Weda beliau digambarkan sebagai sebuah sungai yang senantiasa mengalir, beliau memberi kesuburan setiap kandungan wanita dan juga kesuciaan bagi semua pemu-janya. Oleh karena itu di India terdapat tiga sungai suci, yaitu:GanggaYamuna, dan Saraswati, yang selalu di puja dan dihormati.











Dalam legenda digambarkan bahwa Saraswati adalah Dewi /lstri Brahma. Saraswati adalah Dewi pelindung / pelimpah pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Berkat anugerah dewi Saraswati, kita menjadi manusia yang beradab dan berkebudayaan.

Dewi Saraswati digambarkan sebagai seorang wanita cantik bertangan empat, biasanya tangan- tangan tersebut memegang Genitri (tasbih) dan Kropak (lontar). Yang lain memegang Wina (alat musik / rebab) dan sekuntum bunga teratai. Di dekatnya biasanya terdapat burung merak dan undan (swan), yaitu burung besar serupa angsa (goose), tetapi dapat terbang tinggi .Upacara pada hari Saraswati berupa pustaka-pustaka, lontar-lontar, buku-buku dan alat-alat tulis menulis yang mengandung ajaran atau berguna untuk ajaran-ajaran agama, kesusilaan dan sebagainya, dibersihkan, dikumpulkan dan diatur pada suatu tempat, di pura, di pemerajan atau di dalam bilik untuk di upacarai.

Pemujaan / permohonan Tirtha Saraswati dilakukan mempergunakan bahan-bahan: 
airbijamenyan astanggi dan bunga.

Setelah Saraswati puja selesai, biasanya dilakukan 
mesarnbang semadhi, yaitu semadhi ditempat yang suci di malam hari atau melakukan pembacaan lontar-lontar semalam suntuk dengan tujuan menernukan pencerahan Ida Hyang Saraswati.
Puja astawa yang disiapkan yaitu: Sesayut yoga sidhi beralas taledan dan alasnya daun sokasi berupa nasi putih daging guling, itik, raka-raka sampian kernbang payasan. Sesayut ini dihaturkan di atas tempat tidur, dipersembahkan ke hadapan Ida Sang Hyang Aji Saraswati.

Keesokan harinya dilaksanakan 
Banyu Pinaruh, yakni asuci laksana dipagi buta berkeramas dengan air kumkuman. Kehadapan Hyang Saraswati dihaturkan ajuman kuning dan tamba inum. Tamba inum ini terdiri dari air cendana, beras putih dan bawang lalu diminum, sesudahnya bersantap nasi kuning garam, telur.

Semua ini mengandung maksud, mengambil air yang berkhasiat sebagai ilmu pengetahuan.
(FAI)

Bookmark and Share

2 comments:

  1. suksme atas informasinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. wisnu bratha dan ayu ollyviaMonday, April 02, 2012

      om santi.. santi.. santi.. om

      Delete

Related Posts with Thumbnails