Tak heran jika kini
Hal itu disampaikan oleh Prof Dr Faisal Yunus, PhD, SpP(K), FCCP dalam acara seminar Year of the Lung 2010 di gedung asma Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta (21/1/2010).
Menurut Prof Faisal yang juga ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), kasus penyakit yang berhubungan dengan paru-paru di Indonesia semakin meningkat dan susah dikendalikan.
"Kita adalah juara ke-3 untuk perokok terbanyak di dunia, tapi kita tidak pernah melakukan sesuatu untuk mengatasi keadaan tersebut, apakah itu obat baru atau terobosan baru. Kenapa? Karena jarang sekali ada penelitian di sini. Alasan utamanya tentu saja karena keterbatasan biaya, padahal
Menurutnya, paru-paru adalah salah satu dari 5 organ vital manusia, yakni otak, jantung, hati dan ginjal, yang jika salah satunya tidak dimiliki maka seseorang tidak bisa hidup. Menurut survei WHO tahun 2005, penyakit pernafasan (TB, asma, emfisema, penyakit paru obstruksi kronik, kanker paru) menjadi penyebab masalah kesehatan dan kematian kedua setelah penyakit kardiovaskular. Setiap menitnya tidak kurang 9 orang meninggal akibat racun rokok.
Dan akar masalah paling utamanya adalah rokok. Rokok masih jadi penyebab nomor satu selain polusi dan faktor usia. Jumlah perokok semakin banyak saja karena
"Coba saja lihat di metro mini, seorang perokok tenang-tenang saja merokok walaupun ada 10 orang yang tidak suka asap rokoknya. Padahal kelompok yang besar harusnya bisa menang melawan satu orang perokok saja. Orang
Rendahnya antusias pemerintah dalam menangani masalah rokok diakui Faisal juga masih sangat rendah. "Kita pernah minta pemerintah untuk pasang gambar paru-paru yang sudah rusak pada kemasan rokok, tapi pemerintah belum mau dengan alasan masih butuh cukai tembakau. Biaya kesehatan di
Rokok juga diketahui sebagai penyebab utama kanker paru, dan asal tahu saja, penyakit kanker paru tidak bisa disembuhkan.
"Kalau sudah kena kanker paru, harapan hidupnya sangat tipis. Yang bisa dilakukan adalah memperlambat kematian, tapi kurang dari 5 persen yang bisa hidup sampai 5 tahun," kata Faisal.
(fah/ir)(FAI)
Sumber : http://health.detik.com/
No comments:
Post a Comment